Kamis, 11 Februari 2010

Donasi Palestina dengan Membeli Buku Terbitan BSMI



Rp. 30,000/eksemplar dapatkan langsung di Kantor Pusat BSMI atau Pemesanan+ ongkos kirim via transfer BSM No.Rek : 02000.385.69 a.n. BSMI konfirmasi Telp/Fax:021-80876527 atau layananbsmi@bsmipusat.net


Jakarta
Banjir ternyata tak hanya membuat rumah terendam air tapi juga dapat membuat seseorang kehilangan bola matanya. Dan itu dialami oleh seorang anak berusia 6 tahun bernama Afrida.
Pada saat Afrida berusia 1,5 th terdapat bintik putih di kornea mata sebelah kanan. Kemudian orangtuanya membawa berobat ke dokter selama 2 bulan tapi bintik tersebut tidak hilang juga. Keluarga sempat beralih ke pengobatan alternatif yang dijalani selama lebih kurang dua bulan, tapi malah keluar air mata terus menerus. Akhirnya Afrida kembali lagi ke dokter yang pertamakali mengobatinya dan disarankan untuk ke Rumah Sakit Umum Bekasi.
Dokter mata di RSU Bekasi yang mencurigai adanya gejala keganasan pada mata Afrida langsung merujuknya ke RSCM pada akhir tahun 2003. Di RSCM dilakukan serangkaian pemeriksaan sehingga akhirnya diagnosis mata Afrida pasti sudah, yaitu Retinoblastoma stadium II. Sebuah kasus tumor ganas pada mata yang menyerang anak-anak. Demi menyelamatkan nyawa Afrida dokter menganjurkan untuk segera operasi. Seminggu kemudian diangkatlah bola mata Afrida.
Keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi gadis kecilnya yang hanya bermata sebelah membuat Ayah Afrida mengalami stroke. Beliau akhirya wafat di tahun 2006. Sementara itu setelah pengangkatan bola mata, Afrida telah 20 kali disinar dan dikemoterapi selama 18 bulan.
Tahun 2007 Afrida dibuatkan bola mata palsu oleh Ibu Laila Darmaji dan bertahan sampai 6 bulan lamanya. Kemudian selama setengah tahun berikutnya Afrida memakai bola mata palsu berbentuk kacamata. Namun, takdir Allah berlaku. Pada akhir 2008 rumah mereka di daerah Jati Asih, Bekasi terendam banjir. Bersamaan dengan itu, hanyut pula bola mata palsu Afrida.....
Afrida, bungsu dari 4 bersaudara. Sekarang bermata sebelah. Dokter yang merawatnya di RSCM menyarankan dioperasi lagi. Pihak keluarga sangat mengharapkan bantuan dari para donatur, agar Afrida bisa memiliki bola mata model kaca mata yang bisa ditautkan ke belakang telinga. Harga satu bola mata yang ditempel langsung pada kaca mata adalah 5 juta rupiah.
Pada 3 tahun yang lalu BSMI telah membantu CT Scan Afrida, Sekarang pihak keluarga mengharap kembali bantuan BSMI. Keluarga sangat bersyukur, karena dari 5 orang yang bernasib sama dengan Afrida hanya dia yang masih selamat hingga sekarang. Karena pihak keluarga sangat menyayangi dan berkorban demi kesembuhan dan pengobatan Afrida, bahkan hingga rumahnyapun tergadai di Bank.
Mungkinkah ada yang tergerak membantu Afrida bersama BSMI?
Email:layananbsmi@bsmipusat.net
Donasi :BANK SYARIAH MANDIRI cabangJatinegara norek 0660008520 a.n. Bulan Sabit Merah Indonesia

[Singkawang] PERLU BANTUAN DONATUR
Budi RahayuThu, 01 May 2008 18:08:24 -0700

*Jumat, 2 Mei 2008*
*Biaya Operasi Capai Rp 250 Juta, Butuh Bantuan
* *Fendi Saputra, Menderita Tumor di Mata *
[image: TUMOR: Fendi Saputra (2,9) tahun menderita tumor di mata bagian
kiri. FOTO ISTIMEWA]
*Pontianak,-* Setiap hari Fendi Saputra (2,9 tahun) hanya menanggis menahan
sakit. Tubuh kecilnya dipaksa sudah menghadapi derita ini, karena sakit luar
biasa di bagian mata sebelah kiri. Ada pembengkakan besar yang membuat
balita kelahiran 7 Mei 2005 tak berdaya menghadapi hidup. Anak warga
keturunan tionghoa pasangan Liu Kong Kui dan Then Jie Fong ini membutuhkan
uluran tangan para dermawan.
Catatan Deny Hamdany-Pontianak
Herry Z AR, tokoh pemuda Desa Kuala Dua yang menemukan pasien tak berdaya
mengungkapkan kesusahan Fendi—sapaan balita dan keluarganya ini. "Jangankan
bayar biaya pengobatan untuk makan sehari-hari saja, Liu Kong Ku—kepala
keluarga sudah kesusahan luar biasa," katanya menyampaikan keprihatinan atas
keluarga Fendi, korban pembengkakan mata kepada wartawan harian ini.
Menurutnya pembekakan mata Fendi sudah tiga bulan yang lalu dialami.
Awalnya, berasal dari bintik merah lantas dikucek hingga terjadi semacam
benjolan. Semakin hari makin besar seperti ada sesuatu yang keluar hingga
terjadi benjolan yang ukurannya hampir mencapai 50 cm.
Liu Kong Kui sendiri memang tidak berdaya untuk mengobatinya. Semenjak
perusahaan kayu yang ada di Kecamatan Sei-Raya (Kab.Pontianak) banyak tutup,
otomatis pekerjaan tetap belum ada. Mengisi makan sehari-hari keluarga
banyak dihabiskan dari mengambil upah serabutan bertani dan lain-lainnya.
"Tetapi, tetap saja tidak mencukupi. Jangankan untuk pengobatan anaknya,
untuk makan tidak jarang para tetangga yang membantu," beber Herry yang juga
Ketum DPD PNI Marhainisme ini.
Malangnya ternyata salah satu keluarga miskin ini tidak memiliki Askeskin,
yang digemborkan Dinkes Kabupaten Pontianak terdata dengan baik dan akurat.
Bahkan dengan kondisi rumah dan tempat tinggal seadanya, pasien yang satu
ini tidak terdata dalam data keluarga miskin. "Walaupun begitu, orang tua
beberapa kali membawa ke puskesmas maupun rumah sakit dengan biaya sendiri
dari pinjam kesana kemari," katanya bercerita.
Saat merujuk pasien dimaksud ke puskesmas ataupun rumah sakit kondisi Fendy
ternyata sudah terlalu parah. Ia sudah seharusnya dioperasi ke Jakarta
dengan biaya yang direkomendasikan dokter mencapai Rp250 juta rupiah. "Maka
dari itu, melalui rubrik Pontianak Post ini saya mengharapkan sekali bantuan
para dermawan untuk meringankan bebannya sekaligus membawa Fendi dirujuk ke
Jakarta," harapnya.
2Selain mengobati dengan cara modern, Liu Kong Kui beberapa kali pula
membawa anaknya berobat kampong. Cukup banyak pengobatan alternatif yang
sudah dicobanya, namun tetap saja belum mampu teratasi dengan baik. Sebelum
itu, bahkan sudah wakil rakyat Kabupaten Pontianak pernah berkunjung ke
tempatnya. "Tetapi sampai sekarang belum terealisasi," ujar Herry kembali.
(*)

Pasien Jantung Kororner : Butuh Dana Rp 30 Juta
Aug 14, '07 9:48 PMfor everyone
Beberapa hari yang lalu, sebuah id YM menyapa saya : "...mba kosi, saya ida temen mba rida dan mba hanum (sahabat saya - red), mau tanya ke mba kosi siapa tau bisa beri saran atau solusi, afwan sebelumnya...gini mba...klo saya mau cari dana buat biaya RS ibu kemana ya? atau pinjam mungkin...ibu sakit jantung koroner mba...skrg di ICU sarjito yogya...krn sudah sakit sekitar 7 thn jadi skrg kondisi kita sedang habsi2an...mau ngurus askes miskin ga boleh...katanya anaknya bisa selesai kuliah jadi dipandang mampu...bla...bla..." Biar lebih detail ceritanya, akhirnya saya minta beliau untuk menuliskan email saja. Dan sore harinya, sebuah email mampir
Assalamu'alaikum.....saya bingung mba mau mulai darimana, afwan kalo belibet ceritanya :)
Ibu mulai sakit tahun 2000, sekitar 8 bulan belum diketahui pasti penyakitnya apa, kemudian atas saran sodara periksa ke dokter di solo ternyata ibu sakit kebocoran ginjal, kalo drop ibu harus transfusi albumin yg satu botolnya sekitar 1,5 juta. Setelah beberapa lama ibu dirujuk ke dokter di semarang, penyakit masih berlanjut, ibu keluar masuk RS sampai akhirnya kami harus menjual rumah untuk biaya pengobatan ibu. Alhamdulilah kami sisakan sedikit utk membeli rmh yg lebih kecil. Setelah itu ibu masih berobat terus dan disusul kondisi bapak yang semakin menurun karena penyakit jantung, karena biaya kami pas2an akhirnya pengobatan ibu berhenti karena dana digunakan untuk pengobatan bapak, sampai akhirnya bapak meninggal 14 Februari 2006.
Setelah bapak meninggal kondisi ibu semakin menurun, kemudian dokter menyarankan ibu operasi karena ada penyempitan saluran kencing, Alhamdulilah ibu berhasil dioperasi dan Alhamdulilah waktu itu ada donatur yang sangat membantu kami sekeluarga. Setelah operasi kondisi ibu sehari-hari tidak bisa dibilang sehat karena ibu selalu merasa badannya meriang, dadanya sesak, tapi karena biaya sudah habis2an karena motor peninggalan bapak juga sudah kami jual untuk pengobatan jadi ibu belum juga cek jantung.Kami sudah mencoba mengurus askes miskin tapi nggak bisa, katanya yg bisa dapet hanya yg mendapat bantuan 100rb per bulan, karena anak2nya bisa lulus kuliah jadi kami dipandang mampu, padahal selama kurun waktu 7 tahun ini kami sudah menjual apa yang bisa dijual, dan skrg kondisinya sedang di titik habis.
Kemaren ibu masuk ICU, kata dokter positif jantung koroner dan ada penyumbatan pembuluh darah, jadi oksigen yg masuk kadang ada kadang tidak sehingga harus masuk ICU dan dipasang alat deteksi, sebetulnya ada satu alat lg yg harus dipasang tapi karena sewanya seharga 30 juta jadi kami tidak sanggup.
Rencana ibu mau kami bawa ke semarang karena sekarang ibu di RS Sarjito yogya dan disana sedikit sekali sodara. Biaya yang kami butuhkan blm pasti, sementara kurang lebih ini sekitar 5 juta untuk menebus ibu dari RS Sarjito, setelah itu ibu akan kami rawat di RS di semarang, jadi kami belum tahu biaya-biayanya. Itu informasi saya mba kosi, afwan kalau informasinya kurang jelas dan membingungkan karena saya juga bingung mba mau gimana menjelaskannya.
Syukron jazakillah.... wassalamu'alaikum wr wbSehari setelah email tersebut saya terima, Mbak Ida kembali mengirim SMS : "...mbak kosi, kabar terakhir dokter tidak membolehkan ibu dipindah ke Semarang dan harus dipasang alat pacu jantung seharga Rp 30.000.000,- syukron..."Allahu Rabbi...saya tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi keluarga Mbak Ida ini. Tentu mereka sangat kesulitan untuk mengumpulkan dana sebesar itu. Oleh karenanya, dengan tulisan ini, mudah-mudahan ada banyak donatur yang terketuk pintu hatinya untuk meringankan beban keluarga Mbak Ida, khususnya untuk membeli alat pacu jantung tersebut.Bantuan untuk ibunya Mbak Ida, bisa juga langsung dikirimkan ke rekening atas nama Yayasan Portalinfaq seperti biasa :

- Bank Syariah Mandiri Cab. Warung Buncit No. Rek. 0030035790
- Bank Mandiri Cab. Kuningan No. Rek. 124-0001079798
- BCA Cab. Arteri Pondok Indah No. Rek. 291-307-0003

Untuk memudahkan pencatatan serta penyaluran setelah transfer kami mohon keikhlasannya untuk mengirimkan konfirmasi ke Kosi via SMS ke 08128510372 atau email ukhti.kosi@gmail.com atau YM : anak_ngw dengan mengetik : IDA, Nama Bank dan Jumlah Bantuan

Atas segala perhatian dan bantuan untuk Ibunya Mbak Ida, saya mewakili Portalinfaq dan keluarga Mbak Ida mengucapkan banyak terima kasih. Semoga semua do'a, amal dan bantuan yang diberikan untuk beliau mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT, amiin.

# Note : Mohon tulisan ini dilink atau disebarkan ke rekan atau milis yang lain, terima kasih...


Butuh Donatur
Si bocah malang tsb. kondisinya memang memprihatinkan. usianya 2 thn 3 bln, terkena hydrosipalus sejak lahir. sampai saat ini Orangtuanya sudah kehabisan dana. sampai rumah yg sedang ditinggalinya dijual untuk membiayai pengobatan si bocah. dan sekarang bocah malang tsb tinggal bersama orangtua dan 2 saudara tuanya di rumah kakek dan neneknya. alamat lengkapnya: Leuwi Bandung Rt.04 Rw.01-Desa citeureup Kec.Dayeuh kolot Kab. Bandung. TLP:081220685405- AangHidayat
Berita sampai tanggal 22 Desember 2008
pasien anak hydrocephalus yang ditemukan bang Andi PMB 1967, sedang diproses untuk menjalani pengobatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS) .malam ini dengan menggunakan ambulance dari RSHS, Aeng (Ketua Senat PMB) dan Iksan telah menjemput pasien dari rumahnya dan sudah dibooking tempat untuk rawat inap di RSHS, dan untuk sementara telah berhasil dikumpulkan uang sejumlah Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) dari beberapa alumni PMB sebagai bantuan untuk biaya berobat dan telah diserahkan kepada ayahnya dengan fasilitas jaminan kesehatan masyarakat dari depkes, diharapkan pasien dapat menjalani pengobatan dan perawatan, namun demikian tetap diharapkan bantuan dari rekan-rekan untuk meringankan penderitaannya dan keluarganya
Konfimasi : Sekretariat Perhimpunan Mahasiswa Bandung Jl. Merdeka No 7 Bandung. Ketua senat PMB Aeng anwar : 022-91943606. Vebrina :022-91284140/ 08121450587.
Berita sampai tanggal 24 Desember 2008
Setelah melewati prosedure yang cukup sulit Di RSHS akhirnya Bocah malang itu kini dapat sepenuhnya di tangani Oleh Pihak RSHS dengan layanan ASKESKIN. Pihak RSHS juga akhirnya menjamin semua keperluan medis untuk si bocah tidak akan dikenakan biaya apapun bahkan akan di dahulukan,katanya..... (Mungkin karena Rekomendasi dari Mahasiswa), Bocah itu kini tinggal Menunggu Jadwal Operasi di Ruangan C.3- Bedah Syaraf RSHS... Operasi baru bisa dilaksanakan setelah Libur panjang Natal dan Tahun Baru.. Bantuan dari Donatur saat ini sepenuhnya untuk biaya operasional keluargnya selama di RSHS. Sampai saat ini dana yang telah terkumpul Rp. 1.300.000,- dan telah sampai ketangan yang bersangkutan. Bantuan masih sangat dibutuhkan mengingat keluarga Bocah tersebut tergolong keluarga yang kurang mampu. Segenap Keluarga Bocah tsb Mengucapkan Terimakasih Yang sebesar-besarnyanya.
Berita sampai tanggal 30 Desember 2008
Bocah Hydrochepalus kini masih berada di Ruang Perawatan C.3 Bendah Syaraf - RSHS menunggu jadwal CT-Scan (30 Desember 2008) untuk selanjutnya di Operasi.Sumbangan Masuk dari :
1. ............ ......... ......... ..... (24 Desember 2008) : Rp. 500.000.-
2. BEM Bandung Raya(26 Desember 2008) :Rp. 1.000.000.-#Sumbangan Yang terkumpul sampai saat ini :Rp. 3.100.000.-#Sumbangan Yang telah sampai : Rp. 2.100.000.-
Sumbangan Yang Belum disampaikan : Rp.1.000.000;
Informasi sampai tanggal 9 Desember 2009
Perhimpunan Mahasiswa Bandung Bekerja sama DenganPosko Jenggala, Advokasi Hydrochepalus, BEM Bandung Raya, GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia" Bagi Kaum Tertindas dan yang Ikut Menderita Serta Berjuang di Pihak Mereka " "Gagasan tidak turun dari langit yang abstrak, tetapi muncul dari tanah dan pekerjaan --Alain
Nama Pasien : Fadli Avatarusi : 2 Tahun Ruang R.C 3Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Laporan Sementara Pasien HYDROCHEPALUS
I. 19 Desember 20081 pasien di bawa ke rumah sakit Hasan sadikin BandungII. 22 Desember 20082 Pasien Diperiksa untuk berobat ke POLO ANAK3 Dari POLI ANAK Pasien harus dirawat Inap Di ruang R.c 3, Bedah Syaraf, untuk menjalani Prosedur pasca Operasi
III. 30 Desember 20084 Pasien menjalani USG dan CT- Scan untuk rujukan Operasi5 Pasien menunggu jadwal Operasi, rencana akan dilaksanakan secepatnya setelah tanggal 5 Januari 2009.IV. 31 Desember 20086 Pasien setelah diperiksa oleh Dokter, ternyata Pasien mengalami keadaan kesehatan yang tidak sehat.antara lain : Batuk, Flu dan Demam.
7. Dokter menyarankan obat dan multivitamin untuk pasien pasca Operasi agar kondisi fisik pasien STABIL pada saat Operasi8. 03 Januari 20099 Kebutuhan makanan, dan personal hygien pasienV. 05 Januari 2009 Pasien mengajukan operasi secepat mungkin karena keadaan pasien sedang sehat, tetapi dokter sulit untuk di hubungi..
- Yang menentukan jadwal operasi adalah dokter dr. Feda am. Cp : 081573575150 yang harus segera di penuhi adalah selang kualitas 1 made in japan seharga 4.7juta
- berhubung selang made Japan stock habis, dan setelah saya konsultasi dengan dokter, ternyata dokter menyarankan selang No.3 made India yang secara kualitas pun bagus untuk keadaan Pasien..
- kesepakatan pun terwujud dengan di bantu babeh ( Tn. senior Andi Sahrandi ) dan Tuan senior Harris 87 lewat jalur pendekatan kepada kepala bagian bedah syaraf dr. Rizal Chaidir, sehingga jadwal operasi didahulukan
- alhamdulillah setelah kami menempuh jalur yang sama, kami berhasil mendapatkan dana untuk selang dari RSHS sebesar 1 juta dalam bentuk kwitansiVI. Rencana jadwal operasi semoga tanggal 7 januari lancar pastikan..VII. 6 Januari 2008
- sekitar jam 14.00 PMB ( Melon dan Martin )mempersiapkan segala kebutuhan untuk operasi dari keadaan pasien, keperluan untuk operasi, dll
- jam 22.30, PMB mendampingi orang tua pasien untuk menandatangani prosedur operasi untuk besok.
- keputusan operasi sudah pasti di tanggal 7 januari 2009 pukul 08.00 WIB.VIII 7 Januari 2008
- pukul 07.00 PMB sudah tiba diRSHS dengan menemui dikter bedah ubtuk membantu kebutuhan darah pasien dengan golongan B..setaleh beres, pasien masuk ruang operasi dan proses operasi pun dimulai..
- jam 10.45 pasien selesai operasi dengan lancar dan proses yang luar biasa singkat..
- PMB ( Melon ) mendampingi Pasien di ruang Pemulihan selama kurang lebih 1 jam- keluar dari ruang pemulihan pasien dibawa ke ruang semula RC.3 dengan kondisi pasien pasca operasi lumayan baik.
- PMB segera memberikan cairan yang di perintahkan dokter ke laboratorium dan menunggu hasil.
-Proses Operasi alhambulillah lancar..VIIII. 8 januari 2009
- jam 07.00 PMB ( melon ) melihat keadaan pasien pasca opersi setelah 20 jm..alhamdulillah pasien sudah bisa makan dan keadaan pasien baik.
- Sambil nunggu hasil laboratorium dari cairan otak pasien yang belum tahu hasilnya dari dokter seperti apa.karena dokter hari ini ttidak ada..insyaallah sore ( 8 Januari 2009) Melon segera menemui dokter untuk mengetahui hasil dari cairan otak tersebut...Total biaya pemasukan Rp. 4.400.000; pengeluaran Rp. 4.200.400; saldo sampai hari ini Rp. 199.400 ;
Contact person dan informasi : Melon Lestari PMB 07 : 0881227604911
Martin Luther PMB 07 02276520413
Berita sampai tanggal 14 Januari 2009
Berita terkini Advokasi Pasien Hidrochepalus PMB pasien beserta keluarga sudah diperbolehkan untuk meninggalkan RSHS kembali ke rumah, menurut rencana akan kembali kerumah pada hari Rabu, 14 Januari 2009.kebutuhan yang akan di coba untuk di fasilitasi : kendaraan dan tambahan vitamin (proses pemulihan pasca operasi)

Rabu, 10 Februari 2010

Bilqis (Atresia Bilier)


s..Bilqis Akan Jalani Operasi Transplantasi HatiMega Putra Ratya - detikNews

-->Jakarta - Bilqis Anindya Passa, bayi usia 17 bulan pengidap penyakit di mana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal (Atresia Bilier) segera menjalani operasi di RS Karyadi, Semarang. Uang yang terkumpul dari Gerakan Koin Cinta Untuk Bilqis sudah mencapai Rp 230 juta."Insyallah Rabu (3/2/2010) ini akan berangkat ke RS Karyadi untuk dioperasi," ujar Ibunda Bilqis, Dewi Farida, kepada detikcom, Senin (1/2/2010).Kondisi Bilqis sendiri saat ini belum ada perubahan signifikan dari kondisi sebelumnya. Namun setelah menjalani terapi akupunktur yang rutin dijalaninya, kondisi fisik Bilqis lebih baik."Masih seperti kemarin belum ada perubahan. Bilqis masih berjuang dan bertahan dari penyakitnya," ujar wanita berusia 37 tahun ini.Uang yang terkumpul dari Gerakan Koin Cinta Untuk Bilqis sudah mencapai Rp 230 juta. Namun jumlah itu masih berupa uang yang masuk ke dalam rekening bank."Kita belum menghitung dari semua posko yang ada," tutur Dewi.Selain mendapat bantuan dari donatur, Bilqis juga mendapat bantuan dari Departemen Kesehatan. Jika dana yang terkumpul untuk Bilqis berlebih dari dana yang dibutuhkan, pihak keluarga akan membantu keluarga lain yang bernasib sama dengan Bilqis."Ada yang sama kayak bilqis. Penyakitnya kelainan hati, cirinya sama kaya Bilqis, tapi bukan Atresia Bilier. Kita bantu dia dan orang lain yang membutuhkan," tutupnya.